Emisi foton sinar-X pada tabung sinar-X dikendalikan oleh sejumlah
factor. Sinar-X dapat digambarkan dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kualitas
sinar-X adalah ukuran dari jumlah foton sinar-X dalam berkas sinar guna, hal
ini juga disebut intensitas sinar-X atau eksposur. Satuan perhitungan kuantitas
sinar-X adalah roentgen (R). Faktor-faktor yang mempengaruhi sinar-X
adalah kilo-voltage (kV), milli
Ampere (mA) dan second (s).
1)
Tegangan Tabung (kV)
kV adalah satuan beda potensial yang diberikan diantara katoda dan anoda
di dalam tabung sinar-X. Tegangan tabung atau kilo-voltage (kV) menentukan
kualitas sinar-X. Peningkatan kilo-voltage
pada panel kontrol akan menyebabkan peningkatan kecepatan dan energi dari
elektron di tabung sinar-X. Energi sinar-X yang keluar dari tabung mempengaruhi
kontras. Semakin tinggi kV, kontras semakin menurun. kV naik kontras semakin
tinggi. (Carlton, 1992)
2)
Kuat Arus (mA) dan Second (s)
Satuan dari arus tabung sinar-X adalah milli-ampere (mA). Arus
tabung adalah jumlah electron yang melintasi tabung dari katoda ke anoda
per-detik. Ampere sama dengan muatan
listrik 1 C (Coulomb) yang mengalir melalui sebuah konduktor per-detik.
Milli-Ampere (mA) secara langsung berbanding dengan
kuat arus tabung sinar-X, jumlah electron mencapai target juga dikendalikan
oleh lamanya waktu tabung. Waktu paparan berbanding lurus dengan jumlah
electron yang melintasi tabung sinar-X atau sama dengan jumlah sinar-X.
(Carlton, 1992)
Second (s) adalah satuan waktu
penyinaran. Milli-Ampere second (mAs) akan mennentukan jumlah kualitas
sinar-X yang dihasilkan juga mengatur intensitas radiasi, densitas film dan
dosis pasien. Semakin tinggi mAs, semakin tinggi densitas film dan dosis pasien
pun semakin tinggi. (Lloyd, 2001)
Besarnya faktor eksposi berbeda-beda untuk setiap pemeriksaan oleh karena
adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain yaitu:
1)
Ketebalan objek, semakin tebal objek yang akan
dilakukan pemeriksaan, semakin tinggi faktor eksposi yang dibutuhkan dalam
pemotretan tersebut.
2)
Focus Film Distance (FFD), pada penggunaan FFD
yang besar membutuhkan faktor eksposi yang besar.
3)
Teknik pemotretan yang dilakukan, misalnya soft
tissue technique, High kV technique, membutuhkan faktor eksposi yang berbea
dengan teknik-teknik biasa meskipun pada objek yang sama.
4)
Penggunaan peralatan tertentu, penggunaan screen
film, non screen film, grid dan lain-lain masing-masing akan membutuhkan faktor
eksposi yang berbeda satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar