Minggu, 16 Februari 2014

Faktor Eksposi

Emisi foton sinar-X pada tabung sinar-X dikendalikan oleh sejumlah factor. Sinar-X dapat digambarkan dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kualitas sinar-X adalah ukuran dari jumlah foton sinar-X dalam berkas sinar guna, hal ini juga disebut intensitas sinar-X atau eksposur. Satuan perhitungan kuantitas sinar-X adalah roentgen (R). Faktor-faktor yang mempengaruhi sinar-X adalah kilo-voltage (kV), milli Ampere (mA) dan second (s).
1)      Tegangan Tabung (kV)
kV adalah satuan beda potensial yang diberikan diantara katoda dan anoda di dalam tabung sinar-X. Tegangan tabung atau kilo-voltage (kV) menentukan kualitas sinar-X. Peningkatan kilo-voltage pada panel kontrol akan menyebabkan peningkatan kecepatan dan energi dari elektron di tabung sinar-X. Energi sinar-X yang keluar dari tabung mempengaruhi kontras. Semakin tinggi kV, kontras semakin menurun. kV naik kontras semakin tinggi. (Carlton, 1992)
2)      Kuat Arus (mA) dan Second (s)
Satuan dari arus tabung sinar-X adalah milli-ampere (mA). Arus tabung adalah jumlah electron yang melintasi tabung dari katoda ke anoda per-detik. Ampere sama dengan muatan listrik 1 C (Coulomb) yang mengalir melalui sebuah konduktor per-detik.
Milli-Ampere (mA) secara langsung berbanding dengan kuat arus tabung sinar-X, jumlah electron mencapai target juga dikendalikan oleh lamanya waktu tabung. Waktu paparan berbanding lurus dengan jumlah electron yang melintasi tabung sinar-X atau sama dengan jumlah sinar-X. (Carlton, 1992)
Second (s) adalah satuan waktu penyinaran. Milli-Ampere second (mAs) akan mennentukan jumlah kualitas sinar-X yang dihasilkan juga mengatur intensitas radiasi, densitas film dan dosis pasien. Semakin tinggi mAs, semakin tinggi densitas film dan dosis pasien pun semakin tinggi. (Lloyd, 2001)
Besarnya faktor eksposi berbeda-beda untuk setiap pemeriksaan oleh karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain yaitu:
1)      Ketebalan objek, semakin tebal objek yang akan dilakukan pemeriksaan, semakin tinggi faktor eksposi yang dibutuhkan dalam pemotretan tersebut.
2)      Focus Film Distance (FFD), pada penggunaan FFD yang besar membutuhkan faktor eksposi yang besar.
3)      Teknik pemotretan yang dilakukan, misalnya soft tissue technique, High kV technique, membutuhkan faktor eksposi yang berbea dengan teknik-teknik biasa meskipun pada objek yang sama.

4)      Penggunaan peralatan tertentu, penggunaan screen film, non screen film, grid dan lain-lain masing-masing akan membutuhkan faktor eksposi yang berbeda satu sama lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar