Minggu, 16 Februari 2014

Radioterapi

Pengertian Radioterapi
Radioterapi secara harfiah adalah melakukan sebuah terapi kanker atau tumor dengan sebuah radiasi. Radiasi yang dimanfaatkan pada terapi ini adalah radiasi pengion, yang mempunyai sifat daya rusak terhadap sel makhluk hidup. Dengan daya rusak sel inilah, radiasi pengion dimanfaatkan untuk membunuh sel kanker.Pengobatan penyakit keganasan ( Kanker ) dengan menggunakan energi pengion maupun non pengion. Energi pengion yaitu sinar x ( rontgen ) sinar γ (Co60,  Irridium192 ), sinar β ( electron ). Sementara non Pengion adalah dengan menggunakan panas   ( Hyperthermi.).

Sejarah Perkembangan Radioterapi
 Sejarah radioterapi bermula pada tahun 1910 dengan semua penyakit telah dicoba diobati dengan sinar x di perancis. Regaud, lagassagne dan caurtard meletakan dasar radioterapi modern dengan memeberikan dosis secara fraksional dan menekankan pemtingnya observasi klinik dalam radioterapi. Penggunaan bahan Radium yang ditemukan oleh Marie Curie pada tahun 1898 menjelaskan bahwa radium memancarkan radiasi sinar aplha, betha dan gamma sertaq mempunyai sifat yang serupa dengan sinar-x. Banyak para ahli yang telah menggunakan radium seperti Danlos st.Louis di Paris yang menggunakan radium untuk mengobati penyakit kulit dengan hasil yang memuaskan, serta Herman yang menyempurnakan aplikasi radium dan dikenal dengan teknik stokholm. Teknik penggunaan radium kini ditinggalkan karena intensitas radiasi yang dipancarkan sangat kecil dan pasien merasa kurang nyaman serta karena harus ditanam radium dalam beberapa hari untuk mendapatkan sejumlah dosis tertentu. Kini dipakai teknik penanaman sumber radiasi dengan jenis high dose rate dan teknik after loading.
Radioterapi telah mengalami teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini. Pertanyaannya, bagaimana dengan sel jaringan normal ? Ya tentu saja sel di jaringan normal mati juga, namun dari sebuah konsep radiobiologi, respon sel kanker dan normal mempunyai respon yang berbeda terhadap radiasi pengion ini yang dikenal dengan therapeutic ratio. Dengan hasil penelitian inilah, logika pemanfaatan radioterapi menjadi berkembang menjadi teknologi canggih dengan aksesoris yang rumit.
Apa sebenarnya yang dibisa dilihat dari perkembangan teknik radioterapi ini? Teknik konvensional ke 3D CRT adalah mengubah pandangan dari teknik radiasi konvensional anterior posterior atau box system yang setidaknya perhitunganya dapat dihitung dengan tangan mejadi keharusan menggunakan fasilitas komputer untuk menghitung dosis radiasi sebelum dilakukan penyinaran pasien. Teknik 3D CRT memdesain sedemikian hingga dosis membentuk distrubusi dosis mengikuti kontur tumor target. Tentu saja perhitungan manual sangat sulit memprediksi ini.
Sekarang sudah menjadi program IAEA yaitu transisi 3D CRT ke Intensity Modulation Radiation Therapy (IMRT), walaupun teknik IMRT sudah diperkenalkan penggunaanya pada tahun 90-an. Apa yang dikembangkan dari teknik ini? IMRT adalah membuat sebuah konsep yang tadinya kita membuat perencanaan berkas radiasi dari beberapa lapangan dan dapat dihitung distribusi dosisnya dibalik menjadi kita menentukan telebih dahulu dosis target dan organ at risk (OAR)-nya kemudian dihitung balik berapakah intensitas radiasi yang harus diberikan pada masing-masing segmen target radiasi yang dikenal dengan invers planning.
Akuratkah perhitungan yang dilakukan dengan komputer? Kita mempercayai bahwa komputer dengan algoritmanya mengeksekusi perintah yang diberikan adalah benar. Namun seperti halnya dalam sebuah pengadilan, vonis benar atau salah haruslah adalah sebuah saksi atau bukti. Oleh karena itu, bergunalah para fisikawan dan ilmuwan mendesain ionization chamber yang dapat menunjukkan berapakah dosis radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Hasil pengukuran dengan instrumen IC dan alat pencacahnya menjadi sebuah saksi dan bukti kebenaran sebuah ekseskusi program komputer.

Prinsip Radioterapi
         Memberikan dosis radiasi yang tepat dan terukur pada volume tumor yang ditentukan
         Menghindari atau mengurangi kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal mungkin.

Perlengkapan Peralatan  Radioterapi
a.       Perlengkapan untuk Radioterapi Berkas Eksternal
Kebutuhan perlengkapan terapi radiasi berkas eksternal dibagi menjadi lima kategori, yaitu: simulasi, perencanaan pengobatan, pengobatan, jaminan kualitas, dan keselamatan radiasi.

b.       Simulator
Simulator harus memenuhi persyaratan spesifikasi yang dijelaskan pada Tabel 2, Spesifikasi untuk Simulator Pengobatan. Informasi tambahan dapat dilihat pada laporan yang dipublikasikan oleh British Institute of Radiology.
c.       Perlengkapan perencanaan pengobatan
Perlengkapan perencanaan pengobatan harus memenuhi persyaratan, dan harus memenuhi persyaratan pengobatan radioterapi berkas eksternal yang telah ditentukan oleh tujuan klinis dari instansi yang bersangkutan.
Kalkulator yang telah diprogram atau komputer personal (PC) dapat digunakan untuk menghitung waktu pengobatan berdasarkan rencana pengobatan, dan kedalaman sumbu utama. Apabila PC tersedia, maka di dalamnya harus ada program aplikasi spreadsheet dan pengolah kata. Program spreadsheet dapat digunakan untuk mengembangkan program guna menghitung waktu pengobatan, menganalisis data mesin, dan meverifikasi kalkulasi komputer perencana pengobatan. Pengolah kata dapat digunakanuntuk menulis laporan, termasuk hasil uji penerimaan, pengukuran komisioning, kalibrasi, dan uji jaminan kualitas, serta pengukuran pasien secara in-vivo. Pengolah kata juga berguna untuk menulis catatan dosis dan kebijakan pengobatan dan prosedur yang diperlukan dalam program jaminan kualitas.
Perlengkapan pembuat kontur harus tersedia untuk membuat kontur pasien sebagai masukan untuk komputer perencana pengobatan.

Perlengkapan untuk Brakiterapi
a.        Peralatan Pencitraan
Metode yang banyak digunakan adalah konstruksi ulang dengan cara sepasang radiograf ortogonal. Unit pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan sistem fluoroskopi diperlukan dalam kamar operasi untuk memeriksa dan mengetahui posisi aplikator, kateter, dan apabila perlu, memposisikan ulang, sebelum pasien meninggalkan ruangan. Sebagai tambahan, lokalisasi sinar-X (sinar-X ortogonal atau stereo shift) yang diperlukan untuk tujuan kalkulasi dosis dapat pula menggunakan unit ini. Apabila kamar ini tidak memiliki sistem perlengkapan sinar-X, maka penggunaan simulator isocentric lebih disukai. Jika simulator tidak tersedia, pesawat sinar-X non-isocentric (diagnostik) dapat digunakan, tetapi struktur geometrik yang memuat fiducial markers (kadang-kadang disebut sebagai “kotak lokalisasi”) sering diperlukan untuk memperoleh atau meverifikasi parameter yang diperlukan untuk konstruksi ulang (faktor pembesaran dan sudut radiografi).
Untuk menggambarkan posisi sumber selama pengobatan, sumber dummy radio-opaque harus dimasukkan dalam aplikator atau dalam kateter ketika mengambil sinar-X lokalisasi.
b.       Peralatan Perencanaan Pengobatan
Dalam pemilihan sistem perencanaan pengobatan adalah penting untuk meverifikasi bahwa sistem dapat memenuhi kebutuhan pengobatan brakiterapi yang ditentukan oleh tujuan klinis. Sistem perencanaan pengobatan harus memenuhi rekomendasi Tabel 3 dan harus memenuhi kebutuhan pengobatan brakiterapi seperti yang ditentukan oleh tujuan klinis instansi.
Sebuah kalkulator yang dapat diprogram atau komputer pribadi (PC) dapat digunakan untuk menghitung waktu pengobatan dari resep pengobatan (prescription) berdasarkan pada rencana pengobatan. Jika PC tersedia, maka harus memuat program aplikasi spreadsheet dan pengolah kata. Spreadsheet dapat digunakan untuk mengembangkan program pemeliharaan suatu basis data persediaan sumber, peluruhan aktivitas sumber secara otomatis, untuk menghitung waktu pengobatan, dan untuk meverifikasi perhitungan komputer perencana pengobatan. Pengolah kata dapat digunakan untuk menulis laporan termasuk hasil uji penerimaan, pengukuran komisioning, kalibrasi dan uji jaminan kualitas, dan pengukuran in-vivo pasien. Pengolah kata juga berguna untuk menulis kebijakan dosimetri dan pengobatan, serta prosedur yang disyaratkan oleh PJK.
Peralatan Untuk Penanganan Sumber dan Keselamatan Radiasi
Pertimbangan khusus dalam penanganan sumber LDR(Laju Dosis Rend) meliputi:
a.       kursi kerja dalam kamar persiapan sumber dilengkapi dengan blok-L (perisai kursi kerja) yang mempunyai kaca intip timbal.
b.      kaca pembesar dan penerangan untuk inspeksi visual sumber.
c.       manipulator sumber, seperti tang penjepit
d.      jika kabel iridium digunakan, tempat persiapan sumber diperlukan untuk memotong kabel sesuai dengan panjang yang disyaratkan dan menutupnya dalam plastik kateter.
e.       jika kabel/biji iridium digunakan dengan panjang yang bervariasi, beberapa kontener penyimpan dibutuhkan untuk memungkinkan pengambilan sumber garis yang berbeda dengan mudah dan handal.
f.       untuk melindungi personil selama sumber masuk dan keluar pada pasien dan selama perawatan pasien, disyaratkan perisai timbal yang dapat dipindahkan.
g.      dosimeter jari.
Pertimbangan khusus untuk penanganan sumber HDR dalam kasus kegagalan unit afterloading meliputi:
a.       kontener penyimpanan disediakan di kamar pengobatan sebagai kontener sumber darurat jika  gagal menarik kembali sumber.
b.      suatu manipulator remote.
suatu detektor GM yang terpasang pada tongkat untuk lokalisasi sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar